Senin, 02 Juni 2008

LIMBAH KERTAS YANG MENGUNTUNGKAN

Nama : Muchammad Arif
Nim : 056484024
Jurusan : penkesrek/ikor/2005
LIMBAH KERTAS YANG MENGUNTUNGKAN
18 Januari, 2007 pada 1:10 pm (Feature, Kerajinan / Handicraft)
Sebagai predikat kota pendidikan , Yogyakarta juga tidak lepas dari sebutan kota pariwisata . Untuk mendukung kota ini sebagai kota pariwisata , perlu juga adanya berbagai sumber potensi yang dapat mengangkat citra kota yogyakarta sebagai kota pariwisata . Salah satunya adalah kerajinan . Dengan berbagai macam kerajinan yang ada di kota ini , maka pantaslah , bahwa kota yogyakarta juga mendapat julukan , senagai kota kerajinan .Di kota yogyakarta sendiri, berbagai kerajinan tumbuh dengan pesat . Berbagai barang kerajinan telah mereka hasilkan . Hasil yang mereka buat , ada yang dijual ke daerah lain , maupun sampai ke luar negeri . Didukung dengan banyaknya sumber bahan dan ketrampilan yang dimiliki , maka kerajinan yang ada di kota jogjakarta tumbuh dan sangat berkembang. Sering kita jumpai di berbagai lokasi yang ada di kota jogjakarta , sebagian masyarakatnya melakukan usaha di bidang kerajinan. Didukung modal dan ketrampilan yang mereka miliki , serta manajenen yang baik , perorangan maupun kelompok usaha , maka barang kerajinan yang dihasilkan sangat baik dan beragam .
Para pengrajin , baik pengrajin dalam skala besar maupun pengrajin dalam skala kecil , berusaha menawarkan produknya ke konsumen , sehingga muncul persaingan antar mereka .
Sementara itu , dalam memenuhi sumber bahan baku , banyak diantara mereka yang memanfaatkan sumber daya alam sepenuhnya , seperti kayu , tumbuhan , serta bahan baku yang ada disekitar kita . Selain itu , dalam menghasilkan barang kerajinan , khususnya mereka yang hanya memanfaatkan limbah , sebagai bahan bakunya , sangat dibutuhkan ketrampilan yang tinggi serta ide-ide dalam berkarya untuk menciptakan barang kerajinan . Dalam penanganannya , selain limbah tersebut di daur ulang , ada juga yang hanya dimanfaatkan sebagai asesoris pelengkap dalam menciptakan barang .
Melalui proses yang sederhana , serta ditunjang dengan penanganan yang baik dan ketelitian, maka limbah yang sebelumnya tidak terpakai , dibentuk sedemikian rupa , sehingga diperoleh barang yang lebih berguna dari pada sebelumnya .
Di kota jogjakarta , ada sebagian masyarakatnya , dalam melakukan usaha di bidang kerajinan , memanfaatkan limbah sebagai bahan bakunya . Disini , mereka memanfaatkan limbah kertas bekas , untuk kemudian diolah , dan akhirnya dijadikan barang kerajinan .
Salah satu masyarakat yang menggunakan limbah kertas untuk dijadikan barang kerajinan , adalah masyarakat di dusun Pucung , Karang Asem , Wukir Sari , Imogiri , Bantul .
Melalui sedikit penanganan , seperti pemahatan pada kertas , pemberian gambar , perangkaian , jadilah kipas yang sangat baik .
Di desa pucung sendiri , kondisi alamnya tidak begitu menguntungkan . Bertempat di daerah perbukitan kapur , dengan kehidupan mereka yang sangat sederhana , Dengan kondisi seperti ini , maka mereka sangat sulit , untuk menggantungkan hidupnya terhadap lingkungannya . Oleh karena itu , banyak diantara mereka yang keluar dari daerah tersebut , untuk mengadu nasib . Sementara itu , sebagian dari mereka , masih ada yang tinggal di daerah tersebut . Mereka berusaha bangkit dari tekanan-tekanan yang dihadapinya , hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari . Dari alasan inilah , maka , mereka mencoba memilih usaha baru yang diyakini dapat menguntungkan . Salah satu pilihan mereka adalah bergerak di bidang kerajinan .
Dengan modal yang tidak begitu mahal , mereka hanya memanfaatkan limbah kertas sebagai bahan bakunya , untuk dijadikan kerajinan . Maka , masyarakat yang tinggal di desa pucung imogiri , lambat laun dapat mengatasi kebutuhan sehari-harinya melalui kerajinan tersebut .
Sehingga , sampai sekarang , masyarakat yang tinggal di desa tersebut , hasil kerajinannya sangat terkenal . salah satunya adalah sentra kerajinan kipas dari kertas bekas .
Menurut salah satu pengrajin yang ada , yaitu Ibu Surip , mengatakan bahwa , kerajinan di desanya sudah berlangsung lama .
Menurutnya , kipas hasil buatannya ia jual ke pasar-pasar terdekat . Seperti pasar imogiri , pasar prambanan dan sebagainya .
Lambat laun kipas yang mereka pasarkan mulai laku . Sehingga jumlah produksi harus ditingkatkan atau diperbanyak . Sampai sekarang kipas yang mereka buat sudah beredar ke daerah lain , seperti kota jogjakarta, muntilan , dan daerah- lainnya .
Dari sinilah kerajinan kipas yang ada di desa Pucung , Imogiri , mulai dikenal oleh masyarakat luas . Baik tua maupun muda , serta anak-anak , menggeluti dalam dunia usaha , pembuatan kipas dari kertas bekas .
Mereka memanfaatkan hari-harinya , maupun waktu luangnya untuk membuat kipas , demi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari .
Dapat kita lihat , banyak anak-anak yang turut bekerja . Setelah mereka pulang sekolah , mereka memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk mencari tambahan uang saku dan membantu orang tuanya . Selain itu , mereka ingin belajar bagaimana caranya membuat kipas tersebut.
Di desa pucung , sering kita jumpai orang-orang dari luar daerah , yang sengaja datang ke desanya , untuk membeli kipas . Diantara mereka , adalah tengkulak . Mereka sengaja datang , untuk membeli kipas dalam jumlah banyak . Mereka memanfaatkan peluang , untuk digunakan , sebagai tempat kulakan . Dan ? . Terjadilah transaksi jual beli diantara mereka .
Menurutnya , proses dalam pembuatan kipas , melalui beberapa tahapan . Pada garis besarnya , tahapan pertama , adalah pemilihan atau penyortiran kertas . Tahap kedua adalah proses pemahatan . tahap ketiga adalah proses pelukisan atau penggambaran . Dan tahap akhir , adalah proses perakitan .
Di dalam proses penyortiran atau pemilahan kertas ini , dimaksudkan untuk pengelompokkan lembaran kertas , mana yang dapat dipakai , dan , mana yang tidak dapat dipakai .
Setelah lembaran ketas melalui tahap pernyortiran , kemudian lembaran kertas tersebut dikelompokkan berdasarkan warnanya . Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses penanganan selanjutnya .
Kertas-kertas yang sudah dikelompokkan , kemudian disusun , menjadi beberapa lapisan . Tujuannya , agar dalam proses pemahatan nantinya , dapat dikerjakan dengan cepat . dan bentuk yang dihasilkan akan sama .
Pada tahap berikutnya , lembaran kertas yang sudah disusun , kemudian di lapisan atau bagian atas sendiri digambar , sesuai dengan mal yang sudah dipersiapkan .
Setelah itu , lembaran kertas yang sudah digambar , siap untuk dilakukan pemangkasan . Dalam proses pemangkasan ini , dibutuhkan suatu alat , untuk memangkasnya . Alat ini berupa tatah yang dimodivikasi , sehingga dapat digunakan untuk memahat dalam jumlah banyak . Proses ini dibutuhkan ketelitian dan ketrampilan si pemahat .Jika dirasa sudah selesai , maka , lembaran kertas tersebut sudah siap untuk di proses selanjutnya , yaitu digambar . dalam proses penggambaran , juga diperlukan keahlian yang khusus . Hal ini dikarenakan , selain lebih indah , hasil yang didapatkan akan banyak . Kecepatan dalam proses penggambaran ini , tergantung pada si pembuat sendiri .
Tahap akhir dalam proses pembuatan kipas ini , adalah merangkai . Kertas-kertas yang sudah digambar , kemudian disusun satu demi satu , untuk ditempelkan di kerangka kipas . Proses penempelan inipun sangat sederhana . Sedangkan lem yang digunakan , hanyalah lem kertas biasa .
Untuk mempermudah dam mempercepat mereka dalam proses pembuatan kipasnya , banyak diantara pengrajin kipas , tinggal membeli kerangka kipas saja . Sementara , mereka hanya tinggal melakukan penempelan . Sementaraitu , kerangka kipas yang mereka pakai , sudah ada orang yang membuatkannya .
Oleh karena itu , banyak juga diantara mereka yang memanfaatkan kesempatan ini , untuk membuat kerangka kipas . Dengan terjalinnya kerjasama diantara kedua belah pihak , dan sudah mereka lakukan sejak lama , maka , mereka saling diuntungkan .
Sementara itu , menurut salah pembeli kipas , yang berasal dari kota muntilan , Heri mengatakan , hampir setiap minggunya , dia kulakan kipas disini . Barang dagangan yang dia beli , rencananya akan jual lagi ketempat lain .
Lokasi yang dia pilih , antara lain disekitar alun-alun utara kraton jogjakarta , tempat bus-bus wisata parkir , dan tempat-tempat lainnya .
Selain itu juga , pada hari-hari tertentu , mereka berjualan di daerah-daerah wisata seperti candi borobudur , candi prambanan , dan daerah sekitarnya .
Menurutnya, cara yang paling menguntungkan dalam menawarkan dagangannya, adalah naik-turun memasuki bus-bus wisata yang berada ditempat-tempat parkir . Dengan tutur kata dan penampilan , mereka berusaha memikat dan meyakinkan konsumen untuk membeli dagangannya .
Menurutnya , pada hari-hari tertentu , seperti musim liburan sekolah , hari raya , banyak sekali para wisatawan yang datang di kota jogjakarta .
Dan . Disinilah kesempatan mereka untuk memperoleh rejeki banyak .
Melalui pengalaman dan ketekunan mereka dalam memproduksi barang kerajinan , serta berusaha menjaga mutunya , sampai sekarang , masyarakat pengrajin , yang tinggal di desa pucung , imogiri , bantul , sampai sekarang kehidupan mereka menjadi tenteram .
Hanya dengan memanfaatkan limbah-limbah yang ada disekitar kita sebagai bahan baku untuk kerajinan , serta , melalui tangan-tangan terampil mereka , dan , diimbangi dengan ketekunan kita dalam menciptakan suatu karya , maka hasil yang kita peroleh , akan terwujud